Syukur Alhamdulillah, saya dipertemukan oleh Allah dengan seorang dokter yang menurut saya sangat didambakan oleh pasien. Bagaimana tidak? saya begitu bebas, leluasa menyampaikan ungkapan, keluhan tentang penyakit, gejala yang ditimbulkan serta solusi penanganan terhadap penyakit yang saya konsultasikan. Memang, bukan saya yang sedang sakit, tetapi banyak pasien/penderita yang sering menyampaikan keluhannya ke saya. Dengan segala keterbatasan, saya mencoba memberikan solusi penanganan penyakit yang mereka (pasien) hadapi. Ilmu biologi yang saya peroleh selama ini, saya gunakan untuk menyampaikan penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Karena saya bukan dokter, saya cuma bisa berandai-andai, "Ada tidak ya? dokter yang bersedia diajak sharing tentang penyakit yang diderita pasien?
Pada tahun 2001, ketika itu saya belum menjadi seorang guru, saya masih bekerja sebagai buruh harian di sebuah perusahaan mebel, istri dari bos saya mengidap suatu penyakit, yang menurut diagnosa dokter ahli spesialis penyakit dalam, pasien menderita penyakit "kanker rahim dan infeksi saluran kencing (infeksi ureter). Sudah 1,5 tahun pengobatan berjalan, namun belum menunjukkan hasil yang positif/menuju sembuh, malah gejala yang muncul antara lain; pendarahan melalui vagina, terutama pada saat tubuh sedang beraktivitas, misalnya ; menyapu, mengepel atau setiap aktivitas yang menekan rahim, pasien (istri bos saya) mengalami pendarahan. Ketika pasien mengalami kejenuhan, bahkan muncul rasa putus asa (karena minum obat terus tetapi tidak ada kemajuan), seorang sepupu pasien, memperkenalkan seorang dokter kepada pasien, tetapi obat yang diberikan adalah obat herbal. Saat itu, walaupun saya hanya pekerja/buruh, bos saya sering sharing terhadap penyakit yang diderita oleh istrerinya, sampai suatu ketika, bos saya mantap untuk beralih berobat kepada dokter yang diperkenalkan oleh sepupu pasien (isteri bos saya). Akhirnya, kami (saya, bos dan isterinya) pergi ke rumah dokter tersebut. Tidak saya duga, ada seorang dokter yang begitu terbuka menerima keluhan dari pasien.
Yang lebih terkejut lagi, ketika kami menyampaikan keluhan-keluhan dari penyakit pasien, jawaban beliau sangat istimewa menurut saya. "Maaf, pak, bu, dari penyakit yang anda derita, kalau memang Allah masih memberikan obatnya, maka terapi yang akan saya laksanakan terhadap penyakit pasien adalah menggunakan ramuan herbal, yang berfungsi menetralisir racun atau efek samping lain yang diterima olah pasien selama minum obat kimia sebelumnya (kurang lebih 1,5 tahun minum pil dari dokter sebelumnya)" kata dokter tersebut. Subhanallah,....alangkah terkejutnya saya mendengar keterangan dokter tersebut. Karena saya pernah kuliah di biologi, saya mencoba menggali keterangan dari dokter. "Bisakah dokter memberi penjelasan tentang efek obat yang dipakai oleh pasien selama ini?" tanya saya sambil menunjukkan bungkus obat maupun obat yang masih dari dokter sebelumnya." Saya coba, Insya Allah"jawab dokter.
Dari tanya jawab kami, saya pribadi menyimpulkan, berarti obat yang selama ini diminum, selain bertujuan mengobati, ternyata banyak efek sampingnya, luar biasa.....betul-betul pengalaman baru bagi saya.
Terapi untuk menetralisir racun dan efek samping pemakaian obat kimia kami laksanakan kurang lebig 3 bulan. Banyak keunikan dari cara yang pengobatan dari dokter, misalnya kami diberi daun-daunan kering yang cukup banyak, kemudian kami disuruh menambahnya dengan kencur, bawang merah, dan berbagai apotik macam apotik hidup lainnya, kemudian direbus semua, dan airnya diminum, rutin setiaphari dengan dosis yang dianjurkan dokter. Suatu ketika pasien mengalami gejala pusing dan sakit di bagian rahim, saya berkonsultasi dengan dokter, dan anehnya, jawabannya adalah " masukkan tumbar satu sendok teh, jompong (daun jati muda) satu genggam ke dalam ramuan, direbus, dan diminum seperti dosis yang dianjurkan, insya Allah kurang dari satu jam sakit di rahim pusingnya reda" kata dokter. Kami tunggu reaksi jamu yang sudah diminum,.....alhamdulillah......sakit di rahim dan pusingnya bener-bener reda. Subhanallah.......ternyata Allah menyediakan obat tidak jauh dari kami. Kemudian kami laksanakan tes laboratorium, di rumah sakit. Ketika itu, saya ditanya salah seorang pak dokter, "Ini pasiennya mana mas?". "Di rumah pak", jawab saya. "Ada apa pak", tanya saya balik. "Ini infeksi saluran kencing, sama kanker rahim, pasiennya harus opname dan segera dioperasi" kata dokter. "Ya pak dokter", jawab saya sambil mengangguk.
Hasil tes laboratorium saya bawa pulang, dan saya laporkan kepada dokter yang memberi obat alternatif (via telepon). Jawaban dokter kurang lebihnya adalah sebagai berikut," Alhamdulillah, pengaruh zat kimia dari obat, sudah berkurang banyak, Sekarang saya beri ramuan untuk pengobatan kanker rahim dan infeksi ureternya. Ramuan herbalnya ada kira-kira ukuran kantong 25 kg sebanyak 4 plastik. Saya juga dipesan untuk menambahkan daun benalu yang ditumbuh di batang pohon mangga, daun sirih, kunyit putih, temu hitam, dan lain-lain, yang semua bisa saya peroleh di peroleh di pekarangan rumah atau beli di pasar. kemudian dimasukkan ke dalam ramuan, direbus dan diminum sesuai dosis anjuran.
Pada masa minum ramuan itu, pasien mempunyai problem, yaitu mau melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, namun si pasien merasa was-was, sampai berucap kepada suaminya (yaitu bas saya), "Pak, bapak berangkat haji duluan ya, saya kan masih sakit" kata pasien. Setelah kami konsultasikan ke dokter, kami sangat terkejut dan bangga. "Haji itu panggilan dari Allah, penyakit datangnya juga dari Allah, maka jangan ragu untuk berangkat haji, jangan ditunda" kata dokter. Ketika mendekati hari pemberangkatan haji, pasien disuruh membawa 1 kg kedelai hitam kering dan 1 kg biji koro (sejenis polong-polongan)
dan dokter berpesan supaya kalo pusing dan masih mual, jangan minum obat kimia, cukup minum 1 biji kedelai dan 1 biji kacang koro tadi.